You’ve got me from hello
Santhy agatha
Maaf cerbung yang perahu kertas mimin hapus, soalnya agak
gimana gitu dan mimin ganti yang ini, abis co cweet sih.
NO COPAST ASAL
KALO COPAST IZIN DULU
TYPO?SORRY
O iya, Mimin share 1 minggu sekali.
PROLOG
Ingatan
akan kejadian itu terasa begitu menyakitkan baginya. Melihat dengan mata
kepalanya sendiri tentang pengkhianatan Raka, kekasih yang sangat dicintainya.
Lelaki yang dia kira akan menjadi pasangan hidupnya, selama-lamanya sampai
mereka menua. Apa yang dia lihat itu merupakan kehancuran bagi masa depannya,
pernikahan mereka. Kehancuran bagi segalanya, bagi hati Shilla, dan bagi
kepercayaannya kepada semua lelaki di dunia ini.
Teganya Raka!! Tak henti-hentinya Shilla
menerlakkan umpatan kepada mantan tunangannya itu di dalam hatinya.
Semua
diawali dari telepon itu, sebuah telepon dari nomor yang tidak dikenal, yang
entah kenapa Shilla angkat. Telepon dari seorang perempuan, yang menangis,
mengatakan bahwa dia juga seorang kekasih
Raka dan mengatakan bahwa Raka meninggalkannya tanpa mau
bertanggungjawab.
Oh,
tentu saja Shilla pada awalnya tak percaya,, tetapi perempuan itu mengajaknya
bertemu. Dan meskipun saat itu Shilla sangat yakin bahwa Raka tidak mungkin
mengkhianatinya. Raka tidak mungkin melakukan semua ini kepadanya.
Shilla
mau bertemu dengan perempuan yang menelponnya itu, dengan tujuan awal ingin
mengata-ngatai perempuan itu agar jangan memfitnah Raka, tunangannya yang setia
dan tampan itu.
Tetapi
kemudian, siang itu di cafe ujung jalan, seluruh keeyakinan Shilla di
jungkirbalikkan. Perempuan itu, ana namanya, sudah mempersiapkan segalanya.
Semua bukti yang diperlukan terhampar dihadapan Shilla, seolah menamparnya
dengan keras.
Disana
ada foto-foto mesra Raka dan Ana, yang menunjukkan bahwa mereka adalah sepasang
kekasih. Tentu saja! Seorang yang bukan kekasih
tidak mungkin mencium pipi, berangkulan begitu erat dan saling memeluki seperti yang tergambar di
dalam foto itu. Ana juga menunjukkan pesan-pesan mereka, dari nomor Raka.
Bahkan Raka tidak pernah seromantis itu dengannya, pesan-pesan mereka penuh
dengan kata-kata cinta dan janji-janji muluk yang menyakitkan Shilla. Lalu
seakan semua bukti belum cukup menghancurkan hari Shilla, Ana dengan tenang
mengatakan bahwa kegadisannya sudah dia serahkan kepada Raka. Dan bahwa
sekarang keluarganya menuntut kepada keluarga Raka.
Hati
Shilla, seolah di hancurkan oleh pengkhianatan yang begitu parah, bukan hanya
karena Raka berselingkuh di belakangnya. Tetapi juga karena Raka telah begitu
saja menghancurkan seluruh keyakinan Shilla tentang lelaki yang baik.
Shilla
selalu menjaga dirinya sampai dengan usianya yang sekarang, duapuluh lima tahun
dan dia masih perawan. Meskipun kadang dia membiarkan Raka mencium bibirnya, tetapi
hanya sebatas itu. Tidak pernah lebih.
Raka
pernah suatu kali meminta lebih, tetapi shilla mengangkat alis dan mengatakan
apa yang diyakininya, nasehat ibunya. Bahwa seorang lelaki yang baik, akan
menjaga perempuan yang dicintainya. Bukannya memaksa untuk merusaknya, Raka
saat itu menerima penjelasan Shilla dengan lembut, dan bersumpah bahwa dia
benar-benar mencintai Shilla, jadi tidak akan pernah merusaknya. Dan Shilla
sangat bersyukur mempunyai tunangan seorang lelaki yang bisa menjaga moralnya,
seorang lelaki yang baik dan tidak berorientasi kepada hasrat duniawai semata.
Semua
pandangannya tentang Raka -dan semua laki-laki lainnya- hancur seketika juga,
Raka telah tidur dengan Ana, lebih dari pada yang seharusnya. Bagaimana mungkin
Shilla bisa memaafkan Raka?
Malam
itu Shilla bertemu dengan Raka, dan memaparkan semuanya, bukti-bukti yang ada.
Raka tampak sangat marah, kepada Ana, bukan kepada Shilla.
“Dan
kamu percaya apa yang dikatakan perempuan itu?” tanya Raka waktu itu.
Shilla
menatap lelaki itu. Yang dulu dicintainnya, bahkan mungkin sekarang masih
dicintainya meskipun cinta itu terasa menggores seluruh hatinya hingga terasa
nyeri.
“Dia
menunjukkan semua bukti-bukti itu, foto-foto mesra kalian berdua, pesan-pesan
mesra kalian, masihkah kau membantah semuanya?”
Raka
tercenung tampak ragu, lama kemudian, dia menatap Shilla dengan pandangan
memohon.
“Maafkan
aku sayang”
Air
mata pecah dari dasar hati Shilla. Sejak siang tadi Ana menemuinya. Shilla
bahkan tidak bisa menangis, dia terlalu marah. Tetapi sekarang, berdiri di
sini, berhadapan dengan Raka yang mengakui segalanya, membuatnya tak bisa
menahan diri lagi.
“Teganya
kau melakukan itu kepadaku Raka, setelah pertunangan kita delapan tahun
lamanya. Aku percaya padamu! Aku menghormatimu... aku...”, suara Shilla
tercekat oleh perasaannya yang mulai sesak oleh luapan perasaannya.
Raka
memijit kepalanya tampak kesakitan.
“Maafkan
aku Shilla, Aku.. aku khilaf, tidakkah kau mengerti? Aku tidak pernah
menginginkan berselingkuh dengan ana di belakangmu. Tetapi Ana... Ana, dia
mengejarku, kau tahu dia juniorku diperusahaanku dan aku bertugas
membimbingnya, Dia... dia sangat tergila-gila dan terobsesi denganku. Aku sudah
berusaha menolaknya dengan berbagai cara, tetapi dia... dia tidak menyerah. Suatu
malam, ketika hujan, dia mengetuk pintu apartemenku, berkata bahwa mobilnya
mogok di dekat situ dan dia kehujanan. Aku tidak punya kesempatan untuk
menolaknya, dia... dia kemudian merayuku... dan aku...”, suara Raka terhenti ketika melihat ekspresi Shilla, “Jangan...
jangan sayang, jangan merasa jijik kepadaku... aku hanya lelaki biasa, aku
menyesali semuanya. Aku memang tidak tahan godaan, aku harap kau mengerti
semuanya...”, Raka mendekat, berusaha menyentuh tangan Shilla, tetapi Shilla
menepiskannya dengan kasar.
“Jangan
sentuh aku”, desis Shilla geram, “Kau bisa saja bilang itu ketidaksengajaan
untuk kejadian pertama, tetapi kalian melakukannya lagi dan lagi... Dan aku
yakin itu bukanlah suatu ketidaksengajaan lagi...”
“Itu
semua terjadi begitu saja!” seru Raka frustasi, “Dia... dia selalu menyediakan
diri, dan kupikir, semua tanpa komitmen. Aku tidak tahu dia akan berbuat sejauh
ini, menyakiti kau dan aku, berusaha menghancurkan hubungan kita. Kau tahu?...
aku sebenarnya sudah akan meninggalkannya”
“Aku
sangat kecewa Raka.” Shilla menyusut air matanya, semua kesedihannya berubah
menjadi kemarahan, “Kau meniduri seorang perempuan dan menganggap itu hanya
salingan sambil lalumu, pemenuhan kebutuhanmu... itu sangat tidak bermoral...”
“Maafkan
aku Shilla, aku harap kau mengerti. Lagipula pernikahan kita tinggal lima bulan
lagi, kau tidak akan membiarkan ini menghancurkan semua rencana masa depan kita
bukan? Aku akan membereskan semua masalah ini dan kita bisa melanjutkan
semuanya.”
“Tidak!”,
Shilla mundur selangkah, “Aku tidak mau melanjutkan apapun! Dan kurasa aku
tidak akan pernah bisa! Kau... kau bukanlah lelaki yang kuinginkan untuk
bersamaku sampai akhir hidupku lagi. Ternyata aku salah selama ini Raka,”
dengan kasar Shilla melepas cincin emas itu dari jemarinya. Cincin yang
dipasangkan secara resmi oleh Raka di depan seluruh keluarga mereka ketika
mereka baru lulus dari SMU, delapan tahun lalu. “Kukembalikan cincin ini dan
kuminta hatiku kembali. Silahkan jelaskan semuanya kepada orang tua kita, karena
aku sudah muak kalau harus mengulang semua ini lagi,” diletakkanya cincin itu ke
telapak tangan Raka “Selamat tinggal Raka.”
Shilla
membalikkan tubuhnya, dan tidak menoleh lagi ke belakang. Meskipun Raka masih
memanggilnya dengan lembut, mencoba membuatnya berubah pikiran.
Kemudian
Shilla menjelaskan secara singkat keputusan bulatnya kepada kedua orang tuanya,
menolak telepon-telepon dari orang tua Raka agar dia mau memaafkan Raka. Semua
sudah seleai, babak hidupnya yang sudah musnah, bersama dengan cintanya,
seluruh masa depannya dan rencana pernikahannya beberapa bulan lagi. Shilla
menghadapi segalanya dengan kepala tegak meskipun hatinya hancur bukan
kepalang.
Malam
itu juga, Shilla mengepak segalanya dan mengambil keputusan untuk pindah kekota
lain. Shilla seorang penulis novel, dia bisa tinggal dimanapun dia mau. Dia
tidak terikat pada perusahaan manapun.
Maka
Shilla memilih kota itu, kota yang menjanjikkan penyembuhan. Kota yang jauh,
kota yang tak punya keterikatan apapun dengan masa lalunya. Shilla sudah
bertekad, persetan dengan semua laki laki.
Dia tidak membutuhkannya. Akan dia tunjukkan kepada dunia yang kejam ini, bahwa
seorang Shilla bisa hidup tanpa harus meletakkan hatinya ke dalam genggaman
makhluk jahat yang bernama laki laki.
to be continued...
to be continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar